Dalam dunia puisi, perbedaan puisi liris dan naratif cukup menarik untuk dijadikan pembahasan. Jika kamu merupakan orang yang suka dengan puisi, maka tidaklah asing dengan istilah “liris” dan “naratif”.
Apa sebenarnya yang membedakan keduanya? Apakah kamu penasaran? Jangan-jangan kamu penasaran dengan hal itu?
Nah, merangkum dari berbagai sumber, jejakpustaka.com mencoba menyajikan perbedaan di antaranya keduanya, simak keterangan berikut:
Puisi Liris | Puisi Naratif |
Fokus pada ekspresi perasaan, emosi, dan pengalaman subjektif | Fokus pada penceritaan suatu cerita atau peristiwa secara kronologis |
Memakai bahasa yang indah, imajinatif, dan metaforis | Seringkali memiliki alur, karakter, dan plot seperti dalam cerita naratif |
Mengungkapkan diri pribadi, refleksi, atau kehidupan batin penulis | Bertujuan menghibur, memberikan info, atau menggambarkan suatu cerita |
gaya yang langsung menyapa perasaan pembaca atau pendengar | Terkadang terdapat dialog |
Nah, itulah perbedaan puisi “liris” dan “naratif”. Cukup jelas bukan perbedaannya? Lalu apa contoh nyata dari keduanya?
Kamu bisa menyimak puisi Armijn Pane hingga Chairil Anwar untuk contoh-contoh puisi “liris”. Sementara untuk puisi “naratif” bisa menyimak puisi karya WS Rendra hingga Linus Suryadi AG.
Begitulah sekilas mengenai puisi “liris” dan “naratif”. Apakah informasi ini cukup membantu? Share seluas-luasnya supaya semakin bermanfaat, ya!
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah
1 komentar untuk “Perbedaan Antara Puisi “Liris” dan “Naratif yang Perlu Kamu Ketahui!”
Pingback: Perbedaan Diftong dan Monoftong serta Diftongisasi dan Monoftongisasi -