resiprokal

Tolong-Menolong dan Bermaaf-Maafan: Penulisan Resiprokal Tidak Efektif

Kata kerja resiprokal? Apakah kalian pernah mendengar istilah resiprokal dalam tataran linguistik? Bagi kalian yang tertarik dengan linguistik, mungkin kalian pernah mendengar istilah tersebut. Sebenarnya apa sih pengertian resiprokal?

Menurut KBBI adalah bersifat saling berbalasan (tentang kata kerja). Jadi kata kerja resiprokal merupakan kata kerja yang menerangkan adanya perbuatan saling membalas antara subjek dan objek pada suatu pola kalimat dasar. Adapun contoh kata kerja resiprokal bisa disimak pada keterangan di bawah ini!

  1. Pak Burhan sedang bersalaman dengan Pak Johan.
  2. Michel tengah berpelukan dengan adik perempuannya.
  3. Aku sedari tadi bertatapan dengan dirinya.

Kata resiprokal pada keterangan keterangan di atas adalah yang tertulis miring atau italic. Nah, masalahnya dalam penulisan resiprokal, terkadang kita sering menjumpai penulisan yang justru menjadi kalimat yang tidak efektif. Misalnya kita ambil contoh penulisan kata kerja resiprokal pada tolong-menolong, yang dikutip dari narabahasa. Berikut pemaparannya:

Kita harus saling tolong-menolong. (salah)

Kalian mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat kalimat tersebut salah? Ya, kalimat tersebut tidak efektif, atau boros kosakata. Lalu bagaimana penulisan yang efektif dalam melibatkan kata kerja tolong-menolong?

  1. Kita harus saling tolong. (benar)
  2. Kita harus saling menolong. (benar)
  3. Kita harus tolong-menolong. (benar)

Kalimat 1 dan 2 kata “harus saling” sudah bermakna saling membalas. Dalam hal ini tentu bermakna kepada tolong-menolong. Adapun pada kalimat ke 3, tidak menyertakan “saling” karena tolong-menolong sudah memaknai “saling”.

Contoh lain yang sering salah dan tidak efektif adalah terjadi pada kata kerja bermaaf-maafan.

Kita harus saling bermaaf-maafan seusai merayakan lebaran. (salah)

Sama seperti contoh sebelumnya, seakan-akan kalimat di atas wajar. “Saling” sudah menunjukkan sebagai bermaaf-maafan. Jadi kalimat tersebut bisa ditulis seperti keterangan berikut:

  1. Kita harus saling bermaafan seusai merayakan lebaran. (benar)
  2. Kita harus bermaaf-maafan seusai merayakan lebaran. (benar)

Begitulah, penulisan kata kerja resiprokal yang sering salah dan tidak efektif. Ada beberapa orang yang menganggap, menulis dengan lengkap, menunjukkan ke-formalan. Padahal yang namanya formal ada tempatnya sendiri. Nah, semoga keterangan di atas menjadi wawasan tersendiri bagi kalian. Sekian.


Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah

Artikel Terbaru

1 komentar untuk “Tolong-Menolong dan Bermaaf-Maafan: Penulisan Resiprokal Tidak Efektif”

  1. Pingback: “Mawas Diri”, “Wawas Diri”, “Mewawas Diri”, Mana yang Baku? Yuk, Cek! -

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *