PoD, Cara Tepat dan Cepat Menerbitkan Naskahmu

Beberapa waktu lalu, Bung Jep bertemu seorang guru. Ia gelisah. Ia menulis, tetapi tak selesai-selesai. Kesibukan jadi salah satu alasannya. Lantas kami berbincang. Sampailah pada usaha memberi tawaran menerbitkan karyanya. Ia pun bertanya-tanya: Gimana proses seleksinya? Proses cetaknya bagaimana? Apakah harus cetak banyak?

Atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Bung Jep menduga beberapa hal. Pertama, ia belum paham betul tentang penerbitan yang menggunakan sistem Print on Demand (PoD). Kedua, ia merasa gelisah karyanya kurang atau bahkan tidak layak. Ketiga, boleh jadi “menerbitkan” menurutnya adalah menerbitkan buku di penerbit mayor atau yang terkenal. Padahal, kini, dan sudah cukup lama, banyak penerbit yang memiliki layanan PoD. Bung Jep pun menjelaskan dalam durasi yang singkat.

PoD merupakan sistem atau cara menerbitkan buku sesuai dengan permintaan penulis. Jadi, tidak ada batasan. Tidak harus beribu-ribu eksemplar. Pokoknya sesuka kamu deh. Dengan cara tersebut, penulis akan mendapat beberapa keuntungan.

Pertama, biaya relatif terjangkau. Soalnya sesuai dengan budget yang kamu punya. Apalagi naskah kamu sudah siap, proses pengerjaan akan makin cepat. Siap di sini berhubungan dengan keuntungan yang kedua.

Yaitu, kamu bisa mengelola naskah sendiri. Sudah kayak ketika di swalayan saja, kamu bebas memilih dan melayani diri sendiri. Pergulatan berlangsung antara kamu dan dirimu. Sudah tidak kekinian dong penulis didikte mutlak oleh penerbit, apalagi harus menunggu berbulan-bulan apakah naskah kamu lolos atau justru ditolak. Kamu bisa mengedit, melayout, dan membuat design sampul sesuai dengan keinginanmu. Namun, kalau kamu tidak bisa atau tidak sempat, biasanya penerbit menyediakan layanan pra cetak. Proses pra cetak yang meliputi edit, layout, dan design sampul dilakukan oleh penerbit tetap melalui persetujuan penulis.

Ketiga, tidak ada seleksi secara ketat naskah yang diterbitkan. Asal tidak menyinggung SARA, besar kemungkinan untuk terbit. Jadi, Sahabat Jepe tak perlu minder dengan karya sendiri. Setiap karya akan menemukan pembacanya. Percayalah!

Keempat, Sahabat Jep bisa memasarkan buku sendiri. Melalui PoD, penulis tidak akan direpotkan dengan sistem pemasaran yang sering diterapkan penerbit mayor. Penulis bisa memanfaatkan relasi, teman, lingkaran komunitas maupun media sosial yang dimiliki. Tak jarang, penerbit-penerbit sekaligus menyediakan marketplace untuk menjual produknya. Sahabat Jep juga bisa menciptakan sistem pemasaran salah satunya dengan menerapkan pre order (pra pesan). Jadi, mencetak buku sesuai dengan jumlah pemesan.

Kelima, bisa dijual sampai kapan pun. Artinya tidak dibatasi oleh kontrak penjualan di toko-toko buku konvensional. Selama masih ada pasar yang menginginkan bukumu, kamu masih terus bisa menjualnya.

Dari keuntungan-keuntungan tersebut, tugas penulis adalah menulis, menulis, dan menulis. Tugas penulis adalah menciptakan karya yang berkualitas. Serahkan urusan penerbitan kepada ahlinya.

Setelah mendengar penjelasan Bung Jep, tak perlu menunggu purnama berganti, guru tersebut tertarik untuk menerbitkan karyanya. Lalu, kamu kapan?

Artikel Terbaru

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *