Salah satu aturan yang ada pada PUEBI adalah pemakaian huruf kapital. Adapun penulisan huruf kapital adalah untuk menuliskan di antaranya nama orang, jabatan yang diikuti nama orang, peristiwa sejarah, nama bahasa, suku bangsa, dll.
Contoh:
- Aisyah Akhlaqul Karimah (nama)
- Presiden Joko Widodo (jabatan diikuti nama orang)
- zaman Orde Baru (peristiwa sejarah)
- bahasa Indonesia (nama bahasa)
- suku Madura (suku bangsa)
- Pulau Bali (nama tempat/kesatuan nama geografi)
- Danau Toba (nama tempat/kesatuan nama geografi)
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa “bahasa” dan “suku” ditulis dengan awalan huruf kecil? Sementara “pulau” dan “danau” ditulis dengan huruf kapital?
Jawabannya adalah karena “pulau” dan “danau” merupakan satu kesatuan nama geografi. Sementara itu “bahasa” dan “suku” dimasukkan ke dalam benda tak bernyawa.
Lalu bagaimana penulisan “jeruk bali”? Dilansir dari berbagai sumber nama geografi yang menjadi bagian dari nama jenis tidak perlu ditulis dengan awalan kapital. Jeruk bali tergolong ke dalam nama jenis, bukan nama diri.
Nama jenis mewakili sembarang anggota dalam kelas wujud bernyawa dan takbernyawa. Dalam hal ini, jeruk bali mewakili jenis jeruk sebagai tumbuhan. Berarti, jeruk bali ditulis dengan awalan huruf kecil.
Kemudian cara mudah lainnya untuk menentukan penggolongan nama jenis pada tumbuh yaitu dengan cek nama Latin.
Apabila ia memiliki nama Latin, unsur geografisnya tidak perlu dikapitalkan.
Berikut keterangannya:
- jeruk bali (Citrus maxima)
- kacang bogor (Voandzeia subterranean)
- terung belanda (Cyphonandra betacea)
Perlu digarisbawahi bahwa “jeruk bali” bukan berarti jeruk yang berasal dari Bali. Hal ini tentunya berbeda dengan “batik Solo” yang mempunyai makna “batik dari Solo”.
referensi: narabahasa.id
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah
1 komentar untuk “Penulisan Kapital; Nama Geografi dan Nama Jenis”
Pingback: 3 Fungsi Adjektiva yang Perlu Kamu Ketahui, Apa Saja? -