Namun, tetapi, dan tapi, bagaimana aturan penulisannya yang benar? Kalian pasti sudah familiar dengan ketiga kata tersebut. Hampir pada setiap teks, kata itu ada. Mungkin kalian pernah berpikir, bahwa ketiganya mempunyai arti dan maksud yang sama. Mungkin kalian berpikir, bahwa aturan penulisannya, tidak perlu diperhatikan, sebab orang juga akan tahu maknanya apabila menggunakan ketiga kata itu.
Apakah benar demikian? Tunggu dulu. Ternyata ada aturan penulisannya. Antara namun, tetapi, dan tapi tidaklah sama. Ketiga kata itu memang mempunyai sifat pertentangan dan sekilas sama. Lalu bagaimana aturannya? Simak penjelasan berikut.
Kata namun merupakan jenis kata yang masuk pada konjungsi atau kata sambung. Fungsi konjungsi sendiri adalah menyambungkan satu kalimat ke kalimat lain, atau menyambungkan satu unsur ke unsur lain dalam suatu kalimat. Maka penulisannya berada pada awal kalimat, untuk menyambut kalimat sebelumnya. Setelah penulisan namun, diikuti dengan koma. Apabila masih menggunakan namun pada tengah, maka itu jelas merupakan sebuah kekeliruan. Contohnya seperti di bawah ini.
- Zia ingin pergi ke toko buku, namun Marni tidak ingin. (salah)
- Yusuf mengajak Yono karaoke, namun Yono sedang sibuk. (salah)
Sedangkan untuk kata tapi memang masuk ke dalam konjungsi, tapi penulisannya tidak baku. Sehingga kata tapi jarang digunakan dalam teks yang formal. Maka yang benar adalah kata tetapi. Kata tetapi merupakan kata baku. Walau begitu kata tapi tetap bisa digunakan, hanya saja ranah penggunaan ke teks yang sifatnya santai atau tidak formal. Biasanya kata tapi lebih banyak ada pada percakapan atau dialog.
Kata tetapi menjadi kata hubung intrakalimat (penghubung di dalam kalimat) yang menyambungkan dua unsur setara dalam kalimat. Penulisannya berada pada tengah kalimat. Kata tetapi, cara menulisnya didahului dengan tanda koma.
Kesimpulannya, kata namun yang benar penulisannya adalah pada awal kalimat. Kata tetapi berada pada tengah kalimat. Kata tapi sifatnya tidak baku sehingga hanya cocok digunakan pada tulisan tidak formal.
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah
