
Sengaja Bung Jep mengadopsi salah satu karya Aan Mansyur yang berjudul Melihat Api Bekerja untuk tulisan kali ini. Judul tersebut menunjukkan sekaligus mengajak bahwa kerja editor layak untuk dilihat karena termasuk salah satu pekerjaan penting di dunia penerbitan. Mari kita lihat cara kerjanya.
Hari pertama sampai keempat saya bertugas sebagai Kepala Sekolah baru, mencoba mempelajari situasi, pagi hari kelihatan ramai anak-anak masuk sekolah, setelah istirahat pertama kok serasa berkurang keriuhan anak, saya tanyakan katanya anak-anak pada bolos. Saya berpikir lewat mana ya bolosnya, saat berjalan kearah kelas belakang ada beberapa anak lalu, saya mencoba menyapa dan “ ibu mencari siapa “ tanya salah satu anak putra, lalu saya jawab :“ Ibu ingin melihat kalian, bagaimana kabarnya ada kesulitan dalam belajar?”, mereka menjawab :” Alhamdulillah sehat, pelajaran yang sulit matematika bu”, saya menjawab:” sabar ya, ikuti pembelajarannya dengan baik dan banyaklah berlatih agar biasa. Dimana kawan-kawanmu yang lain ?”, “pada bolos bu “,jawab anak “Oh ya pantesan agak sepi kelas kalian, lalu lewat mana ? “ tanya saya kemudian . salah satu anak menunjuk ke pagar.Bahkan dia bilang setiap harinya ada 20 an anak lompat pagar tsb. untuk bolos sekolah. Saya agak heran karena sebenarnya pagar sudah cukup tinggi sekitar 2,5 m , tetapi anak-anak lompat dengan menggunakan panjatan kursi, meja atau saling punji.
Di depan laptop, dengan mata tersisa lima watt, Bung Jep mengumpulkan niat, membulatkan tekad untuk berakrab ria dengan paragraf di atas. Berikut adalah corat-coretnya.
Hari pertama sampai keempatsayabertugas sebagai Kepala Sekolah baru, saya mencoba mempelajari situasi,.pPagi hari masihkelihatanterlihat ramai anak-anak masuk sekolah,. Namun, setelah istirahat pertamakokserasakeriuhan ituberkurang keriuhan anakterasa berkurang,.saya tanyakan katanya bertanya ke beberapa anak-anak pada bolos.Sayaberpikirlewat mana ya bolosnya.sSaat saya berjalankearahke arahkelas belakangbelakang kelas ada beberapaanak lalu, saya pun mencoba menyapadan“ ibu mencari siapa ““Selamat siang anak-anak!” tanya salah satu anak putra, lalu saya jawab :“ Ibu ingin melihat kalian, bagaimana kabarnya ada kesulitan dalam belajar?”, mereka menjawab :” Alhamdulillah sehat, pelajaran yang sulit matematika bu”, saya menjawab:” sabar ya, ikuti pembelajarannya dengan baik dan banyaklah berlatih agar biasa. Dimana kawan-kawanmu yang lain ?”, “pada bolos bu “,jawab anak “Oh ya pantesan agak sepi kelas kalian, lalu lewat mana ? “ tanya saya kemudian . salah satu anak menunjuk ke pagar.Bahkan dia bilang setiap harinya ada 20 an anak lompat pagar tsb. untuk bolos sekolah. Saya agak heran karena sebenarnya pagar sudah cukup tinggi sekitar 2,5 m , tetapi anak-anak lompat dengan menggunakan panjatan kursi, meja atau saling punji.
Bung Jep pun tak melanjutkan coret-coretnya. Sinar mata makin meredup. Bung Jep yakin kalau kamu sudah tahu apa saja yang perlu dibenahi dari satu paragraf itu, baru satu paragraf lho ya, belum satu buku. Sebelum benar-benar terpejam, Bung Jep ingin menyampaikan versi editan paragraf tersebut.
Hari pertama sampai keempat bertugas sebagai Kepala Sekolah baru, saya mencoba mempelajari situasi. Pagi hari masih terlihat ramai anak-anak masuk sekolah. Namun, setelah istirahat pertama keriuhan itu terasa berkurang. Saat berjalan ke arah belakang kelas ada beberapa anak, saya pun mencoba menyapa.
“Selamat siang anak-anak!”
“Siang, Bu. Ibu mencari siapa?” tanya salah satu anak putra.
Lalu, saya jawab, “Ibu ingin melihat kalian, bagaimana kabarnya? Ada kesulitan dalam belajar?”
“Alhamdulillah sehat, pelajaran yang sulit Matematika, Bu.”
“Sabar ya, ikuti pembelajarannya dengan baik dan banyaklah berlatih agar terbiasa. Di mana kawan-kawanmu yang lain?”
“Pada bolos, Bu,” jawab anak.
“Oh… ya, pantesan agak sepi kelas kalian. Lewat mana mereka?” tanya saya kemudian. Salah satu anak menunjuk ke pagar. Bahkan dia bilang setiap harinya ada 20-an anak lompat pagar tersebut untuk bolos sekolah. Saya agak heran karena sebenarnya pagar sudah cukup tinggi sekitar 2,5 meter, tetapi anak-anak lompat dengan menggunakan kursi, meja atau saling punji.
Ah baru segitu, pekerjaan editor juga harus memeriksa substansi naskah dan fakta atau data pada setiap tulisan. Yakin kamu sanggup?