Kapan Menulis Menggunakan Huruf Miring? Simak!

Penulisan huruf miring, tentu kalian pernah membaca tulisan yang dimiringkan. Penulisan tersebut sangat familier.

Kalian tentu juga pernah menggunakan huruf miring atau italic. Apa sih sebenarnya fungsi huruf miring? Bagaimana kaidah yang benar terkait dengan penulisannya?

Pada artikel ini, jejakpustaka.com mencoba menjelaskan sedikit mengenai kaidah penulisan huruf miring. Berikut penjelasannya:

1. Judul dalam Kalimat

Huruf miring dapat digunakan saat kalian menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Huruf miring juga diterapkan saat kita menggunakan buku, majalah, dan surat kabar sebagai rujukan pustaka. Contohnya sebagai berikut.

  • Seusai membaca buku Tidak Ada New York Hari Ini karya M. Aan Mansyur, saya merasa menjadi murid paling puitis di kelas ini.
  • Majalah Femina edisi terbaru menampilkan Nagita Slavina pada sampul depan.
  • Thill, J.V., & Courland, L.B. 2017. Excellence in Business Communication. Boston: Pearson.

2. Penegas

Selanjutnya, huruf miring berfungsi untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata dalam kalimat. Misalnya, dalam kalimat di bawah ini.

  • Kami sama sekali tidak pernah menerima suap dari pihak mana pun.
  • Apa perbedaan di yang dipisah dan di– yang disambung?
  • Sangsi dan sanksi merupakan pasangan homofon.

3. Bahasa Asing dan Daerah

Huruf miring juga biasa dimanfaatkan untuk menulis kata atau ungkapan dalam bahasa asing atau bahasa daerah, seperti berikut ini.

  • Gol itu dianulir karena penyerang dari tim lawan dianggap offside.
  • Baiklah kalau begitu. Hatur nuhun, saya permisi dulu.

Itulah kaidah mengenai penulisan huruf miring yang benar. Coba, kalian cek kembali tulisan yang pernah kalian tulis, ya! Apakah sudah benar?


Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah

Artikel Terbaru

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *