Jika kalian gemar membaca, tentunya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Ya, saat menulis menggunakan bahasa Indonesia harus menggunakan EYD.
Apakah kalian masih ingat, ketika tahun 2015 saat meluncurkan EYD edisi IV, penyebutan EYD berubah menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Pada tahun 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud Ristek meluncukan secara resmi EYD edisi V. Perlu diketahui, penyebutannya tidak lagi PUEBI.
EYD dianggap sudah melekat di masyarakat. Di lain sisi, pengucapan PUEBI memberikan kesan asing di masyarakat.
Lalu bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia yang pernah diberlakukan secara resmi? Nah, berikut keterangan lengkapnya!
- 1901 menggunakan Ejaan van Ophuijsen
- 1947 menggunakan Ejaan Soewandi
- 1972 menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
- 1987 menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi III
- 2009 menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi III
- 2015 menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Edisi IV
- 2022 menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi V
Terlepas dari sejarah ejaan Bahasa Indonesia, dilansir dari berbagai sumber setidaknya ada tujuh perubahan penting pada edisi V, simak keterangannya berikut ini!
- Penambahan kaidah baru
- Perubahan kaidah yang telah ada
- Perubahan redaksi
- Pemindahan kaidah
- Penghapusan kaidah
- Perubahan contoh
- Perubahan tata cara penyajian isi
Nah, itulah mengenai sejarah ejaan Bahasa Indonesia dari masa ke masa beserta perubahan penting yang terbaru.
Sekarang sudah tahu bukan, sejarah ejaan Bahasa Indonesia? Bagaimana, apakah artikel ini cukup informatif? Untuk tahu informasi seputar kebahasaan, perbukuan, literasi serta sejenisnya, terus pantau website jejakpustaka.com, ya!
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah