Kalian tentu mengetahui dan sering melihat bahwa ada beberapa jenis atau bentuk tanda kurung. Di antaranya kurung lengkung (…) dan kurung siku […]. Tanda tersebut biasanya digunakan dalam sebuah kalimat.
Pada dasarnya, kedua tanda tersebut mempunyai fungsi sebagai pengapit. Perbedaannya terletak pada penggunaan dalam konteks yang berbeda. Bagaimana penjelasannya? Simak keterangan di bawah ini!
Tanda Kurung Lengkung
Tanda ini acapkali digunakan sebagai pengapit bagi keterangan ataupun penjelasan tambahan. Misalnya pada kalimat, “Aisyah tidak membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk).” Tanda kurung lengkung tersebut berfungsi untuk menjabarkan kepanjangan dari KTP.
Contoh lain misalnya, “Seno Gumira Ajidarma (cerpenis asal Indonesia) karyanya masuk dalam Cerpen Pilihan Kompas 2020.” Tanda kurung lengkung di sini berperan sebagai penjelasan tambahan.
Selain itu tanda kurung lengkung juga bisa digunakan untuk mengapit pelesapan kata. Misalnya, “Aisyah pergi ke (Candi) Borobudur.”
Fungsi terakhir adalah tanda kurung lengkung biasanya digunakan untuk mengapit angka atau huruf sebagai sebuah perincian. Misalnya, “Dalam memasak air, Anda perlu memperhatikan (a) kebersihan ceret (b) api kompor (c) air yang dimasak.
Tanda Kurung Siku
Tanda kurung siku biasanya digunakan untuk mengapit huruf, kata, ataupun kelompok sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Misalnya, “Aisyah pergi ke ban[k] untuk meminjam sejumlah uang.”
Bagaimana? Apakah sudah paham mengenai perbedaannya? Meski berperan sama, sebagai pengapit, ketika menggunakannya, tidak boleh sembarangan, yaaa. 😊
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah