Tidak bisa dipungkiri bahwa huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan. Adapun kekerabatan tersebut seperti bapak, ibu, kakak, dan adik, serta kata atau ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
Apakah kalian pernah memperhatikan penulisan sapaan dalam sebuah dialog atau percakapan? Coba perhatikan, apakah penulisannya sudah menggunakan huruf kapital? Di bawah ini merupakan contoh penulisan kata sapaan yang benar.
- “Silakan berdiri, Pak!” kata Yusuf.
- “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
- “Sampai bertemu kembali, Teman-Teman.”
- “Bagaimana kabarmu, Ran?” tanya Eka.
Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penulisan kata sapaan di atas. Apa saja yang perlu diperhatikan? Coba simak keterangan berikut yang dilansir dari Instagram @kemdikbud.ri:
- Kata Anda ditulis dengan huruf awal kapital
- Kata atau ungkapan yang digunakan dalam pengacuan ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh: Paman sedang tertawa mendengarkan siniar.
- Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan kepemilikan ditulis dengan huruf nonkapital. Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu guru.
Nah, itulah penulisan kata sapaan yang benar. Apakah penjelasan di atas cukup dapat dipahami? Semoga kalian bisa paham ya dengan apa yang sudah dipaparkan.
Bagi kalian yang ingin menerbitkan buku dan bingung mau menerbitkan di mana, tenang Penerbit Jejak Pustaka hadir menjawab kegelisahan kalian. Tersedia beberapa paket penerbitan dengan harga yang terjangkau. Tertarik? Silakan hubungi CP.
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah