Cara Menggunakan Imbuhan Meng- Sesuai Kaidah Bahasa Indonesia

Era industri 4.0 merupakan era yang mengalami perkembangan pesat dalam hal teknologi. Perkembangan teknologi ini tentu memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Salah satunya terjadi di bidang bahasa, utamanya imbuhan atau afiks, marak digunakan kaum milenial dalam bersosial media.

Akhir-akhir ini banyak kawula muda yang mengikuti tren meme, di mana mereka menciptakan berbagai istilah dengan cara mengawinkan kata meng- dengan kata dasar. Tidak peduli kata dasarnya merupakan kata kerja, kata sifat, ataupun kata keterangan. Intinya semua istilah diberi kata meng- kemudian diikutikata dasar.

Beberapa contoh yang biasa kita dengar adalah istilah kata mengsedih, mengcapek, mengkaget, mengkesal, dan masih banyak lagi istilah lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan kaidah pengimbuhan dalam bahasa Indonesia. Jika dilihat sekilas, kata/istilah tersebut sebenarnya dapat kita terima dan mengerti maknanya.

meng-       +     sedih  →  sedang merasa sangat sedih

meng-       +     capek  →  sedang merasa sangat capek

meng-       +     kaget  →  sedang merasa terkaget-kaget

meng-       +     kesal →  sedang merasa sangat kesal

Namun, perlu diingat bahwa sebenarnya bahasa Indonesia memiliki kaidah imbuhan yang sudah semestinya kita patuhi.  Awalan meng-  sendiri dapat digunakan sebagai pembentuk kata dalam bahasa Indonesia. Awalan meng- ini akan mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan huruf tertentu. Berikut penjelasan ringkasnya.

  • Awalan meng- berubah menjadi me- apabila dirangkaikan dengan kata dasar yang berawalan dengan kata dasar yang berawal fonem /r, l, m, n, w, y, ng, ny/.

meng-       +     lapor  →  melapor

  • Awalan meng-  berubah menjadi mem- apabila dirangkaikan dengan kata dasar yang berawal dengan fonem /p, b, f, v/.

meng-       +     bius →  membius

  • Awalan meng-  berubah menjadi men- apabila dirangkaikan dengan kata dasar yang berawal dengan fonem /t, d, c, j, z, sy/.

meng-       +     cuci →  mencuci

  • Awalan meng-  tetap menjadi meng- apabila dirangkaikan dengan kata dasar yang berawal dengan fonem /k, g, h, kh, dan vokal/.

meng-       +    khayal  →  mengkhayal

  • Awalan meng-  berubah menjadi menge- apabila dirangkaikan dengan kata dasar yang hanya terdiri atas satu suku kata.

meng-       +    cat  →  mengecat

  • Fonem /k, p, t, s/ pada awal kata dasar luluh jika mendapat awalan meng- 

meng-       +     kupas →  mengupas

Pada poin terakhir, Kata dasar yang diawali oleh konsonan k, p, s dan t akan mengalami peluluhan atau penghilangan huruf tersebut apabila mendapat imbuhan meng- seperti contohnya mengaitkan, memaku, menyapu, menarik dan sebagainya. Namun peluluhan ini tidak akan terjadi jika huruf pertama fonem k, p, s atau t, diikuti oleh konsonan ganda seperti mengkristal, mempromosikan, mensyaratkan, mentransmisikan dan sebagainya.

Begitulah aturan penggunaan imbuhan meng- dalam berbahasa Indonesia. Sedangkan kata mengsedih, mengkesal, mencapek, dan meng- lain yang sudah disebutkan tadi hanya sebuah tren meme yang sedang naik daun. Kata-kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang kita miliki sehingga akan lebih bijak apabila kita mulai meninggalkan tren tersebut. Karena pada intinya, bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat spesial dan perlu dijaga eksistensinya. Dan kita dapat menjaga kelestarian bahasa Indonesia dengan cara menggunakannya dengan baik dan benar di mana pun, dalam kondisi apa pun.


Kontributor: Desti Ramadayanti

Artikel Terbaru

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *