Seringkali kita mendengar penulis (baca: apalagi pemula) yang kesulitan menyelesaikan sebuah cerita pendek. Padahal cerpen tidak panjang sebagaimana novel. Hanya berkisar (baca: mengacu pada ruang sastra koran) 1000 – 2000 kata. Lalu mengapa menyelesaikan cerpen menjadi begitu sulit? Bagaimana dengan Anda? Berapa cerpen yang sudah Anda selesaikan?
Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan yang pertama. Mengapa menyelesaikan cerpen begitu sulit? Berikut uraiannya.
Tidak Menguasai Medan
Salah satu yang menjadi alasan mengapa cerpen tidak kunjung selesai adalah karena Anda tidak menguasai masalah. Anda tidak membaca atau melakukan riset lebih dulu terhadap apa yang akan Anda tulis. Kesalahan beberapa orang hanya mengandalkan imajinasi saja. Padahal tidak cukup. Jangan salah, cerpen juga butuh riset.
Sekarang, ketika Anda hendak menggambarkan peristiwa seputar 65, apakah Anda langsung menuliskannya? Sebaiknya sebelum Anda menuliskannya, Anda membaca terlebih dulu literatur mengenai masalah tersebut. Mulai dari keadaan sosial hingga data-data yang relevan. Jangan kemudian terburu nafsu ingin menuliskan suatu pokok masalah yang tidak Anda kuasai (baca: Anda ingin terlihat keren), Anda menuliskannya begitu saja. Maka kuasai masalah dulu!
Tidak Menguasai Alur
Apabila masalah sudah Anda kuasai, tapi Anda tidak tahu hendak seperti sebuah cerita dijalankan, juga akan percuma. Ujung-ujungnya juga akan mandek di tengah jalan. Jangan sampai mandekmu ini menghasilkan efek lain berupa kemalasan. Maka tentukan dulu alur akan seperti apa, sebelum menulis. Beberapa orang memang bisa langsung menulis. Sebaiknya, jika Anda sedang belajar menulis cerpen, jangan demikian.
Ingin Beralih ke yang Lain
Ketika Anda sudah menguasai masalah dan alur, ini sudah menjadi modal untuk dapat menyelesaikan cerpen Anda. Namun, Anda pernah tidak sih kemudian mendapat ide baru, saat sedang menulis cerpen? (baca: pengertian ide baru, tidak ada kaitannya dengan ide cerpen yang sedang Anda tulis) Dan Anda ingin sekali menuliskan ide itu menjadi sebuah cerpen, karena menurut Anda itu lebih menarik. Sebaiknya jangan beralih dulu membuat cerpen lain. Fokuslah kepada tulisan yang sedang Anda kerjakan.
Ragu
Ragu adalah alasan yang cukup klise. Lalu apa maksudnya? Ragu di sini maksudnya adalah ragu-ragu untuk terus lanjut. Sering muncul pada pikiran kita pertanyaan; Apakah nanti bagus? Bagaimana kalau jelek? Bagaimana jika tidak dimuat (baca: apabila mengirim ke media) karena jelek? Dan tentu saja bagaimana-bagaimana yang lain. Jika Anda ragu hanya karena hal ini, sebaiknya segera hilangkan keraguan itu! Jika Anda masih ragu, Anda tidak akan maju-maju!
Itulah empat alasan yang dapat menghambat Anda dalam menyelesaikan cerpen. Harapannya setelah membaca artikel ini, Anda menjadi produktif!
Kontributor : Risen Dhawuh Abdullah